Asta Gatra
Polres Kulonprogo
Asta Gatra Polres Kulonprogo
A. Tri Gatra
1. Geografi
a. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima Kabupaten / Kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak paling barat dengan batas sebelah barat dan utara adalah Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan adalah Samudera Indonesia. Luas area adalah 58.627,5 km2 (58.627,512 Ha) yang secara administratif meliputi 12 Kapanewon, 88 desa dan 930 dusun. Dari luas tersebut 24,89 % berada di wilayah Selatan yang meliputi Kapanewon Temon, Wates, Panjatan dan Galur, 38,16 % di wilayah tengah yang meliputi Kapanewon Lendah, Pengasih, Sentolo, Kokap, dan 36,97 % di wilayah utara yang meliputi Kapanewon Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh. Luas Kapanewon antara 3.000 - 7.500 km2 dan yang wilayahnya paling luas adalah Kapanewon Kokap seluas 7.379,95 km2 sedangkan yang wilayahnya paling sempit adalah Kapanewon Wates seluas 3.291,23 km2. Secara geografis Kab. Kulonprogo terletak antara 7o38'42" - 7o59'3" Lintang Selatan dan 110o1'37" - 110o16'26" Bujur Timur dan batas wilayah Kab. Kulonprogo sebagai berikut :
- Sebelah Timur : Kab. Sleman dan Kab. Bantul
- Sebelah Selatan : Samudra Hindia
- Sebelah Barat : Kab. Purworejo
b. Secara geografis lokasi Kulonprogo terletak pada jalur transportasi Pulau Jawa sebelah selatan. Wilayah Kulonprogo terhubung dengan kota-kota di Jawa oleh jaringan transportasi darat, termasuk jalur kereta api. Jalur selatan Jawa ini memiliki prospek baik untuk berkembang. Prospek ini juga didukung oleh kekayaan sumberdaya wilayah di bidang pertanian, peternakan, perikanan-kelautan, wisata, pertambangan. Kawasan perbukitan Kulonprogo dengan pemandangan yang elok menyimpan kekayaan di bidang pertanian, perkebunan dan pariwisata. Sementara kawasan selatan dan pesisir menyediakan potensi kelautan dan perikanan serta pariwisata.Berbagai produk industri kecil dan kerajinan tangan dapat ditemukan hampir di seluruh Kulonprogo. Produk kerajinan Kulonprogo seperti berbagai anyaman serat, wayang golek, makanan tradisional telah tersebar ke berbagai daerah dan ke luar negeri. Untuk menggarap potensi dan memajukan wilayahnya Pemerintah Kab. Kulonprogo memiliki komitmen yang ditunjukkan antara lain: pelayanan administrasi cepat dan mudah, dukungan prasarana dasar tersebar di seluruh wilayah. Semua itu didukung oleh kondisi wilayah yang aman dan tentram dengan masyarakat yang guyub.
c. Luas Daerah dan Geografis per Kapanewon Kab. Kulonprogo
1. Kapanewon Temon
Kapanewon Temon memiliki luas 3.629,890 Ha dengan prosentase 6,19% dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 15 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Kokap
- Sebelah Timur : Kapanewon Wates
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
- Sebelah Utara : Kapanewon Kokap
- Sebelah Timur : Kapanewon Wates
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
2. Kapanewon Kokap
-Kapanewon Kokap memiliki luas 7.379,950 Ha dengan prosentase 12,59 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 5 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Girimulyo
- Sebelah Timur : Kapanewon Pengasih
- Sebelah Selatan : Kapanewon Temon
- Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
3. Kapanewon Wates
Kapanewon Wates memiliki luas 3.200,239 Ha dengan prosentase 5,46 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 8 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Pengasih
- Sebelah Timur : Kapanewon Panjatan
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah Barat : Kapanewon Temon dan Pengasih
4. Kapanewon Panjatan
Kapanewon Panjatan memiliki luas 4.459,23 Ha dengan prosentase 7,61 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 11 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Pengasih
- Sebelah Timur : Kapanewon Sentolo dan Lendah
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah Barat : KapanewonWates
5. Kapanewon Pengasih
Kapanewon Pengasih memiliki luas 6.166,468 Ha dengan prosentase 10,52 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 7 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Girimulyo
- Sebelah Timur : Kapanewon Sentolo dan Nanggulan
- Sebelah Selatan : Kapanewon Wates
- Sebelah Barat : Kapanewon Kokap dan Temon
6. Kapanewon Lendah
Kapanewon Lendah memiliki luas 3.559,192 Ha dengan prosentase 6,07 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 6 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Sentolo
- Sebelah Timur : Kabupaten Bantul
- Sebelah Selatan : Kapanewon Galur
- Sebelah Barat : Kapanewon Panjatan
7. Kapanewon Galur
Kapanewon Galur memiliki luas 3.291,232 Ha dengan prosentase 5,61 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 7 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Lendah
- Sebelah Timur : Kabupaten Bantul
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah Barat : Kapanewon Panjatan
8. Kapanewon Sentolo
Kapanewon Sentolo memiliki luas 5.265,340 Ha dengan prosentase 8,89 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 8 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Nanggulan
- Sebelah Timur : Kabupaten Bantul
- Sebelah Selatan : Kapanewon Lendah
- Sebelah Barat : Kapanewon Pengasih dan Panjatan
9. Kapanewon Nanggulan
Kapanewon Nanggulan memiliki luas 3.960,670 Ha dengan prosentase 6,67 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 6 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Kalibawang
- Sebelah Timur : Kabupaten Sleman
- Sebelah Selatan : Kapanewon Wates
- Sebelah Barat : Kapanewon Girimulyo dan Pengasih
10. Kapanewon Girimulyo
Kapanewon Girimulyo memiliki luas 5.490,424 Ha dengan prosentase 9,36 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 4 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Samigaluh
- Sebelah Timur : Kapanewon Kalibawang dan Nanggulan
- Sebelah Selatan : Kapanewon Pengasih dan Kokap
- Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
11. Kapanewon Kalibawang
Kapanewon Kalibawang memiliki luas 5.296,368 Ha dengan prosentase 9,03 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 4 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Magelang
- Sebelah Timur : Kabupaten Sleman
- Sebelah Selatan : Kapanewon Nanggulan dan Girimulyo
- Sebelah Barat : Kapanewon Samigaluh
12. Kapanewon Samigaluh
Kapanewon Samigaluh memiliki luas 6.929,308 Ha dengan prosentase 11,82 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 7 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Magelang
- Sebelah Timur : Kapanewon Kalibawang
- Sebelah Selatan : Kapanewon Girimulyo
- Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
-Kapanewon Kokap memiliki luas 7.379,950 Ha dengan prosentase 12,59 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 5 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Girimulyo
- Sebelah Timur : Kapanewon Pengasih
- Sebelah Selatan : Kapanewon Temon
- Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
3. Kapanewon Wates
Kapanewon Wates memiliki luas 3.200,239 Ha dengan prosentase 5,46 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 8 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Pengasih
- Sebelah Timur : Kapanewon Panjatan
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah Barat : Kapanewon Temon dan Pengasih
4. Kapanewon Panjatan
Kapanewon Panjatan memiliki luas 4.459,23 Ha dengan prosentase 7,61 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 11 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Pengasih
- Sebelah Timur : Kapanewon Sentolo dan Lendah
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah Barat : KapanewonWates
5. Kapanewon Pengasih
Kapanewon Pengasih memiliki luas 6.166,468 Ha dengan prosentase 10,52 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 7 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Girimulyo
- Sebelah Timur : Kapanewon Sentolo dan Nanggulan
- Sebelah Selatan : Kapanewon Wates
- Sebelah Barat : Kapanewon Kokap dan Temon
6. Kapanewon Lendah
Kapanewon Lendah memiliki luas 3.559,192 Ha dengan prosentase 6,07 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 6 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Sentolo
- Sebelah Timur : Kabupaten Bantul
- Sebelah Selatan : Kapanewon Galur
- Sebelah Barat : Kapanewon Panjatan
7. Kapanewon Galur
Kapanewon Galur memiliki luas 3.291,232 Ha dengan prosentase 5,61 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 7 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Lendah
- Sebelah Timur : Kabupaten Bantul
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah Barat : Kapanewon Panjatan
8. Kapanewon Sentolo
Kapanewon Sentolo memiliki luas 5.265,340 Ha dengan prosentase 8,89 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 8 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Nanggulan
- Sebelah Timur : Kabupaten Bantul
- Sebelah Selatan : Kapanewon Lendah
- Sebelah Barat : Kapanewon Pengasih dan Panjatan
9. Kapanewon Nanggulan
Kapanewon Nanggulan memiliki luas 3.960,670 Ha dengan prosentase 6,67 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 6 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Kalibawang
- Sebelah Timur : Kabupaten Sleman
- Sebelah Selatan : Kapanewon Wates
- Sebelah Barat : Kapanewon Girimulyo dan Pengasih
10. Kapanewon Girimulyo
Kapanewon Girimulyo memiliki luas 5.490,424 Ha dengan prosentase 9,36 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 4 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kapanewon Samigaluh
- Sebelah Timur : Kapanewon Kalibawang dan Nanggulan
- Sebelah Selatan : Kapanewon Pengasih dan Kokap
- Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
11. Kapanewon Kalibawang
Kapanewon Kalibawang memiliki luas 5.296,368 Ha dengan prosentase 9,03 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 4 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Magelang
- Sebelah Timur : Kabupaten Sleman
- Sebelah Selatan : Kapanewon Nanggulan dan Girimulyo
- Sebelah Barat : Kapanewon Samigaluh
12. Kapanewon Samigaluh
Kapanewon Samigaluh memiliki luas 6.929,308 Ha dengan prosentase 11,82 % dari luas Kab. Kulonprogo yang terdiri dari 7 Desa dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Magelang
- Sebelah Timur : Kapanewon Kalibawang
- Sebelah Selatan : Kapanewon Girimulyo
- Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
2. Demografi
a. Jumlah total penduduk Kab. Kulonprogo sebanyak 451.342 jiwa dengan rincian :
1) Penduduk laki-laki : 223.328 jiwa
2 )Penduduk perempuan : 228.014 jiwa
b. Jumlah / komposisi penduduk per Kapanewon / polsek tahun 2022 :
1) Kapanewon Temon
a) Jumlah total penduduk : 29.393 jiwa
b) Luas wilayah : 3.629,09 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 14.633 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 14.760 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 810 jiwa / km2
2) Kapanewon Kokap
a) Jumlah total penduduk : 36.513 jiwa
b) Luas wilayah : 7.379,95 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 18.137 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 18.376 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 495 jiwa / km2
3) Kapanewon Wates
a) Jumlah total penduduk : 50.279 jiwa
b) Luas wilayah : 3.200,24 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 25.001 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 25.278 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 1.571 jiwa / km2
4) Kapanewon Panjatan
a) Jumlah total penduduk : 39.627 jiwa
b) Luas wilayah : 4.459,23 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 19.599 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 20.028 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 889 jiwa / km2
5) Kapanewon Pengasih
a) Jumlah total penduduk : 54.681 jiwa
b) Luas wilayah : 6.166,47 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 26.862 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 27.819 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 887 jiwa / km2
6) Kapanewon Lendah
a) Jumlah total penduduk : 41.628 jiwa
b) Luas wilayah : 3.559,192 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 20.699 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 20.929 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 1.170 jiwa / km2
7) Kapanewon Galur
a) Jumlah total penduduk : 33.018 jiwa
b) Luas wilayah : 3.291,232 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 16.297 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 16.721 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 1.003 jiwa / km2
8) Kapanewon Sentolo
a) Jumlah total penduduk : 51.669 jiwa
b) Luas wilayah : 5.265, 340 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 25.428 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 26.187 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 981 jiwa / km2
9) Kapanewon Nanggulan
a) Jumlah total penduduk : 31.355 jiwa
b) Luas wilayah : 3.960,670 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 15.498 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 15.857 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 792 jiwa / km2
10) Kapanewon Girimulyo
a) Jumlah total penduduk : 24.817 jiwa
b) Luas wilayah : 5.490,424 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 12.191 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 12.626 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 452 jiwa / km2
11) Kapanewon Kalibawang
a) Jumlah total penduduk : 30.331 jiwa
b) Luas wilayah : 5.296,368 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 14.882 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 15.449 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 573 jiwa / km2
12) Kapanewon Samigaluh
a) Jumlah total penduduk : 28031 jiwa
b) Luas wilayah : 6.929,308 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 14.047 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 13.984 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 405 jiwa / km2
1) Penduduk laki-laki : 223.328 jiwa
2 )Penduduk perempuan : 228.014 jiwa
b. Jumlah / komposisi penduduk per Kapanewon / polsek tahun 2022 :
1) Kapanewon Temon
a) Jumlah total penduduk : 29.393 jiwa
b) Luas wilayah : 3.629,09 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 14.633 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 14.760 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 810 jiwa / km2
2) Kapanewon Kokap
a) Jumlah total penduduk : 36.513 jiwa
b) Luas wilayah : 7.379,95 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 18.137 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 18.376 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 495 jiwa / km2
3) Kapanewon Wates
a) Jumlah total penduduk : 50.279 jiwa
b) Luas wilayah : 3.200,24 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 25.001 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 25.278 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 1.571 jiwa / km2
4) Kapanewon Panjatan
a) Jumlah total penduduk : 39.627 jiwa
b) Luas wilayah : 4.459,23 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 19.599 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 20.028 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 889 jiwa / km2
5) Kapanewon Pengasih
a) Jumlah total penduduk : 54.681 jiwa
b) Luas wilayah : 6.166,47 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 26.862 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 27.819 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 887 jiwa / km2
6) Kapanewon Lendah
a) Jumlah total penduduk : 41.628 jiwa
b) Luas wilayah : 3.559,192 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 20.699 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 20.929 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 1.170 jiwa / km2
7) Kapanewon Galur
a) Jumlah total penduduk : 33.018 jiwa
b) Luas wilayah : 3.291,232 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 16.297 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 16.721 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 1.003 jiwa / km2
8) Kapanewon Sentolo
a) Jumlah total penduduk : 51.669 jiwa
b) Luas wilayah : 5.265, 340 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 25.428 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 26.187 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 981 jiwa / km2
9) Kapanewon Nanggulan
a) Jumlah total penduduk : 31.355 jiwa
b) Luas wilayah : 3.960,670 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 15.498 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 15.857 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 792 jiwa / km2
10) Kapanewon Girimulyo
a) Jumlah total penduduk : 24.817 jiwa
b) Luas wilayah : 5.490,424 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 12.191 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 12.626 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 452 jiwa / km2
11) Kapanewon Kalibawang
a) Jumlah total penduduk : 30.331 jiwa
b) Luas wilayah : 5.296,368 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 14.882 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 15.449 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 573 jiwa / km2
12) Kapanewon Samigaluh
a) Jumlah total penduduk : 28031 jiwa
b) Luas wilayah : 6.929,308 Ha
c) Jumlah penduduk laki-laki : 14.047 jiwa
d) Jumlah penduduk perempuan : 13.984 jiwa
e) Jumlah WNA : 0 jiwa
f) Kepadatan penduduk : 405 jiwa / km2
a. Wilayah Kab. Kulonprogo pada umumnya adalah heterogen, sumber daya alam yang ada di Kulonprogo bermacam - macam dari mulai kehutanan maupun daerah pertambangan. Hampir sebagian besar wilayah Kulonprogo terdapat hutan lindung yang dimanaatkan sebagai paru - paru dunia serta untuk daerah pertambangan terdapat pasir besi, pasir dari lereng Gunung Merapi yang mengalir di Sungai Progo, batu andesit maupun tambang emas di wilayah Kokap.
b. Luas Wilayah Hutan di Kab. Kulonprogo :
Keterangan :
Luas : Dalam satuan Hektar (Ha)
KSA - KPA : Kawasan Suaka Alam - Kawasan Pelestarian Alam
HL : Hutan Lindung
HPT : Hutan Produksi Terbatas
HP : Hutan Produksi Tetap
APL : Area Penggunaan Lain (Data APL tersedia adalah Data Hutan Rakyat
Sumber : Dinas Pertanian & Kehutanan Kab. Kulonprogo
c. Daerah Pertambangan
Wilayah Kab. Kulonprogo adalah merupakan daerah yang kaya akan pertambangan, daerah pertambangan yang ada di Kab. Kulonprogo antara lain Kap. Pengasih terdapat batu kapur seluas 6 Ha, Kap. Kokap terdapat mangan, batu baret (emas) yang beum diketahui luasnya, Kap. Temon, Wates, Panjatan, Galur di wilayah pesisir selatan terdapat tambang pasir besi dngan luas +15,3 Ha, Kap. Lendah terdapat batu kapur dengan luas 0,5 Ha dan pasir disepanjang Sunai Progo dengan luas 0,7 Ha, Ke. Sentolo terdapat batu kapur seluas 2 Ha, batu bangunan seluas 3,2 Ha, pasir di sepanjang Sungai Progo seluas 900 m2, batu gunung seluas 40 Ha, Kap. Nanggulan terdapat pasir di sepanjang Sungai Progo seluas 9,4 Ha, black ard seluas 5 Ha, batu kapur seluas 1 Ha, Kap. Samigaluh terdapat batu kapur seluas 15 Ha, dan Kap. Kalibawang terdapat batu dan pasir di sepanjang Sungai Progo seluas 6 Ha.
d. Sumber Energi
Di daerah Kab. Kulonprogo tidak terdapat pembangkit tenaga listrik alam maupun buatan. Hanya terdapat gardu transmisi PLN Jawa - Bali di wilayah Kap. Temon yaitu di selatan perempatan Demen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kulonprogo.
e. Flora Identitas
Flora identitas Kab. Kulonprogo adalah Manggis Kalagesing (Garcinia mangostana kultivar kalagesing), pohon yang selalu hijau ini dapat tumbuh dengan ketinggian hingga mencapai 20 m. Batang tegak, kulit batang berwarna coklat dan memiliki getah yang berwarna kuning. Daun tunggal dan saling berhadapan dengan antara satu dengan yang lain. Daun berbentuk bundar, permukaan daun berwarna hijau gelap dengan bawah daun lebih terang. Manggis Kaligesing buahnya berbentuk bulat, dengan warna buah coklat merah dan dagingnya putih. Sifat buah kenyal, mudah dibuka, dengan berat buah sekitar 100-125 gr, jumlah siung 4-8 siung dan bijinya 1-2. Rasa daging buah manis keasaman/segar, berair. Tanaman ini dapat berkembangbiak melalui biji dan akan berbuah setelah berumur 8-15 tahun. Tanaman ini akan mengeluarkan bunga pada bulan Mei sampai Januari. Manggis sangat sulit diperbanyak dengan bijinya, dan memiliki pertumbuhan yang sangat lambat. Tanaman ini baru akan berbuah setelah berumur 10-15 tahun. Perbanyakan dengan cangkok dan okulasi menjadi pilihan perbanyakan lainnya. Tanaman ini tahan terhadap penggerek buah dan busuk akar.
f. Fauna Identitas
Fauna identitas Kab. Kulonprogo adalah burung kacer (Copsychus saularis), burung ini disebut juga sebagai burung kucica kampung, murai, murai kampung yang dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Oriental Magpie Robin.
g. Pariwisata
Daerah Kulonprogo banyak terdapat tempat yang dapat mendatangkan wisatawan baik domestik maupun asing, adapun tempat wisata tersebut adalah wisata budaya yaitu Musik Krumpyung dan Nyadran Agung, Wisata Religius yaitu Gunung Lanang di wilayah Pantai Congot, Kap. Temon, Makam Girigondo di Girigondo, Kaligintung, Temon, Makam Nyi Ageng Serang di Dsn. Beku, Najarharjo, Kalibawang, Sendang Songo di Kap.Kalibawang, Vihara Giriloka di Dsn. Gunung Kelir, Jatimulyo, Girimulyo, Wisata Alam yaitu Pantai Congot dan Pantai Glagah di wilayah Kap. Temon, Pantai Trisik di wilayah Banaran, Kap. Galur, Hutan Kalibiru dan Waduk Sermo di wilayah Pengasih dan Kokap dan Pemandian Alam Clereng di Kap. Pengasih serta Wisata Kuliner.
B. Panca Gatra
1. Bidang Ideologi
Bahaya laten komunis saat ini masih menjadi bahaya yang setiap saat mengancam kehidupan masyarakat. Faham komunis akan selalu berafiliasi dan bertransformasi baik melalui kegiatan maupun aktifitas masyarakat dan bisa menyusup ke dalam sendi-sendi kehidupan bernegara. Selain itu, proses penyebaran symbol komunis maupun ajarannya saat ini dengan menjadikan kaum milenial/pelajar sebagai sasarannya dengan menyebarkan ajaran melalui buku - buku pelajaran yang di dalamnya terdapat benda atau tulisan ciri-ciri komunis walaupun secara tersamar. Selain itu, gerakan komunis akan selalu bergerak dengan menggunakan para tapol dan napol sebagai mesin penggeraknya ataupun melalui aktifis HAM, aktifis sosial maupun lainnya.
Di Indonesia selain adanya radikal kiri komunis maupun sosialis, ada pula gerakan radikal kanan melalui ajaran agama yang perlu diwaspadai karena mengganggu keutuhan NKRI dan akan merubah Pancasila, Hal ini terbukti dengan adanya Exs Gafatar, Napiter dan Exs Tapol Makar NII diwilayah Kulonprogo mereka mendapat pengikut baik kalangan milenial maupun intelektual. Gerakan Islamis bawah tanah, NII atau Negara Islam Indonesia, kini sudah berkembang sedemikian rupa. Jaringan NII tersebut sekarang memiliki ribuan anggota dan gerakan tersebut masih dapat berkembang luas di Indonesia.
Masuknya radikal kanan maupun radikal kiri di tubuh pemerintahan maupun partai politik membuktikan bahwa saat ini ada indikasi bahaya besar yang harus di dilakukan langkah pencegahan oleh semua pihak, mengingat sasaran kelompok/faham mereka menguatkan jaringan ditingkat pemerintah baik tingkat legiselatif maupun eksekutif sehingga dapat menjadikan negara ini terpecah dan saling serang mereka dapat mengubah dan mempengarui sebuah keputusan agar idiologi yang mereka anut dapat berkembang.
1. Bidang Ideologi
Bahaya laten komunis saat ini masih menjadi bahaya yang setiap saat mengancam kehidupan masyarakat. Faham komunis akan selalu berafiliasi dan bertransformasi baik melalui kegiatan maupun aktifitas masyarakat dan bisa menyusup ke dalam sendi-sendi kehidupan bernegara. Selain itu, proses penyebaran symbol komunis maupun ajarannya saat ini dengan menjadikan kaum milenial/pelajar sebagai sasarannya dengan menyebarkan ajaran melalui buku - buku pelajaran yang di dalamnya terdapat benda atau tulisan ciri-ciri komunis walaupun secara tersamar. Selain itu, gerakan komunis akan selalu bergerak dengan menggunakan para tapol dan napol sebagai mesin penggeraknya ataupun melalui aktifis HAM, aktifis sosial maupun lainnya.
Di Indonesia selain adanya radikal kiri komunis maupun sosialis, ada pula gerakan radikal kanan melalui ajaran agama yang perlu diwaspadai karena mengganggu keutuhan NKRI dan akan merubah Pancasila, Hal ini terbukti dengan adanya Exs Gafatar, Napiter dan Exs Tapol Makar NII diwilayah Kulonprogo mereka mendapat pengikut baik kalangan milenial maupun intelektual. Gerakan Islamis bawah tanah, NII atau Negara Islam Indonesia, kini sudah berkembang sedemikian rupa. Jaringan NII tersebut sekarang memiliki ribuan anggota dan gerakan tersebut masih dapat berkembang luas di Indonesia.
Masuknya radikal kanan maupun radikal kiri di tubuh pemerintahan maupun partai politik membuktikan bahwa saat ini ada indikasi bahaya besar yang harus di dilakukan langkah pencegahan oleh semua pihak, mengingat sasaran kelompok/faham mereka menguatkan jaringan ditingkat pemerintah baik tingkat legiselatif maupun eksekutif sehingga dapat menjadikan negara ini terpecah dan saling serang mereka dapat mengubah dan mempengarui sebuah keputusan agar idiologi yang mereka anut dapat berkembang.
2. Bidang Politik
a. Wilayah pemerintahan kabupaten Kulonprogo terdiri dari 12 Kapanewon, 88 Kalurahan, 920 Pedukuhan, 1.978 RW dan 4.725 RT.
b. Pemungutan suara Pemilihan Legislatif (pileg) dan Pemilihan Presiden (pilpres) dilaksanakan pada 28 Februari 2024. Dimana tahap-tahap awal pemilu pada akhir tahun 2022 sudah mulai dilaksanakan yaitu perencanaan, penyusunan daftar pemilih, pendaftaran dan verifikas peserta pemilu, dan pencalonan DPD. Sedangkan secara eksternal beberapa partai besar telah mulai mengadakan beberapa kegiatan melalui sayap-sayap partai guna konsolidasi dan penguatan kader parpol.
c. Bupati dan Wakil Bupati Kulon Progo sisa masa jabatan 2017-2022 yakni Drs.H.Sutedjo dan Fajar Gegana telah berakhir dan digantikan oleh Drs. Tri Saktiyana, M.Si selaku Pj. Bupati Kulon Progo sampai dengan dilangsungkanya pemilu serentak kepala daerah pada tahun 2024.
d. Berikut ini Jumlah TPS di Kabupaten Kulon Progo pada Pemilu 2004, 2009, 2014 dan 2019:
e. Pada hari Minggu 24 Mei 2022 di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X melantik Drs. Tri Saktiyana sebagai Penjabat (Pj) Bupati Kulonprogo dengan maksimal satu tahun periode jabatan. Pelantikan Pj. Bupati tersebut dilakukan karena Bupati dan Wakil Bupati Kulon Progo sisa masa jabatan 2017-2022 yakni Sutedjo dan Fajar Gegana, telah berakhir, sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 131.34-1177 tahun 2022 tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Kulonprogo.
f. Pada akhir tahun 2023 akan dilaksanakan tahapan awal pemilu 2024. Pemilu dilaksanakan baik pemilihan anggota DPD, DPR RI, DPRD Prov, DPRD Kab, Pilpres dan Pemilu Kepala Daerah. Secara nasional akan menimbulkan meningkatnya suhu politik dan berpotensi terjadi gangguan kabtibmas.
3. Bidang Ekonomi
a. Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sektor perekonomian masyarakat. dampak yang paling dirasakan tersebut antara lain :
- Adanya pengurangan karyawan atau PHK oleh perusaaan yang disebabkan oleh kerugian dampak berhentinya kegiatan perusahaan dalam waktu yang cukup lama.
- Banyak Usaha Mikro/UMKM yang gulung tikar karena tidak dapat bertahan selama pandemi.
- Banyak wirausaha yang terpaksa beralih profesi mengingat pandemi menghentikan mata pencaharian yang sudah di geluti sebelum adanya pandemi.
- Seluruh aktifitas angkutan umum seperti pesawat, kereta api, bus dll harus membatasi jumlah penumpang.
- Berhentinya investasi asing yang masuk ke Indonesia karena dampak dirasakan global.
- Restoran, pusat perbelanjaan, hotel, tempat wisata dan tempat hiburan yang tutup.
- Mobilitas masyarakat dibatasi dan harus bertahan dengan beberapa kali perpanjangan PPKM yang terapkan oleh pemerintah.
b. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 lebih tinggi dari pertumbuhan sebelum pandemi COVID-19 Pemerintah mengeluarkan kebijakan guna mendorong tumbuhnya usaha mikro. kecil dan menengah bagi usaha mikro, antara lain memberikan hibah bagi usaha pemula, serta menambah dana LPDB, Koperasi dan pinjaman murah bagi UMKM, pemerintah juga memberikan subsidi bunga dan mempermudah persyaratan kredit atau pembiayaan dan pendanaan bagi UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta memberikan keringanan pembayaran pinjaman bagi UMKM namun kebijakan tersebut belum dapat dirasakan menyeluruh untuk mayarakat kecil.
c. Permasalahan penambangan pasir Sungai Progo, batu andesit serta tanah urug, secara ekonomi menguntungkan, namun disisi lain penambangan tersebut juga berpengaruh terhadap rusaknya lingkungan hidup dan timbulnya konflik sosial, walaupun secara regulasi Undang-undang lingkungan hidup sudah mengatur jelas tentang penambangan yang di lakukan oleh masyarakat maupun kelompok tertentu.
d. Perubahan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan dan ekosistem namun juga berpengaruh terhadap kondisi perekonomian dan kehidupan masyarakat, khususnya di empat sektor yakni kelautan dan pesisir, air, pertanian, dan kesehatan.
e. Ekonomi Indonesia yang menjadikan koperasi sebagai soko gurunya ekonomi Indonesia ternyata kurang diminati masyarakat khususnya masyarakat menengah serta kepedulian pemerintah terhadap pertumbuhan koperasi juga kurang diperhatikan dan lebih mementingkan menguatkan sektor ekonomi dengan bank negeri maupun bank swasta yang dianggap lebih baik.
a. Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sektor perekonomian masyarakat. dampak yang paling dirasakan tersebut antara lain :
- Adanya pengurangan karyawan atau PHK oleh perusaaan yang disebabkan oleh kerugian dampak berhentinya kegiatan perusahaan dalam waktu yang cukup lama.
- Banyak Usaha Mikro/UMKM yang gulung tikar karena tidak dapat bertahan selama pandemi.
- Banyak wirausaha yang terpaksa beralih profesi mengingat pandemi menghentikan mata pencaharian yang sudah di geluti sebelum adanya pandemi.
- Seluruh aktifitas angkutan umum seperti pesawat, kereta api, bus dll harus membatasi jumlah penumpang.
- Berhentinya investasi asing yang masuk ke Indonesia karena dampak dirasakan global.
- Restoran, pusat perbelanjaan, hotel, tempat wisata dan tempat hiburan yang tutup.
- Mobilitas masyarakat dibatasi dan harus bertahan dengan beberapa kali perpanjangan PPKM yang terapkan oleh pemerintah.
b. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 lebih tinggi dari pertumbuhan sebelum pandemi COVID-19 Pemerintah mengeluarkan kebijakan guna mendorong tumbuhnya usaha mikro. kecil dan menengah bagi usaha mikro, antara lain memberikan hibah bagi usaha pemula, serta menambah dana LPDB, Koperasi dan pinjaman murah bagi UMKM, pemerintah juga memberikan subsidi bunga dan mempermudah persyaratan kredit atau pembiayaan dan pendanaan bagi UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta memberikan keringanan pembayaran pinjaman bagi UMKM namun kebijakan tersebut belum dapat dirasakan menyeluruh untuk mayarakat kecil.
c. Permasalahan penambangan pasir Sungai Progo, batu andesit serta tanah urug, secara ekonomi menguntungkan, namun disisi lain penambangan tersebut juga berpengaruh terhadap rusaknya lingkungan hidup dan timbulnya konflik sosial, walaupun secara regulasi Undang-undang lingkungan hidup sudah mengatur jelas tentang penambangan yang di lakukan oleh masyarakat maupun kelompok tertentu.
d. Perubahan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan dan ekosistem namun juga berpengaruh terhadap kondisi perekonomian dan kehidupan masyarakat, khususnya di empat sektor yakni kelautan dan pesisir, air, pertanian, dan kesehatan.
e. Ekonomi Indonesia yang menjadikan koperasi sebagai soko gurunya ekonomi Indonesia ternyata kurang diminati masyarakat khususnya masyarakat menengah serta kepedulian pemerintah terhadap pertumbuhan koperasi juga kurang diperhatikan dan lebih mementingkan menguatkan sektor ekonomi dengan bank negeri maupun bank swasta yang dianggap lebih baik.
4. Bidang Sosbud
a. Mayoritas masyarakat di Kab Kulonprogo sampai saat ini masih menjunjung tinggi nilai - nilai budaya, agama, kebersamaan / gotong royong walaupun di beberapa wilayah budaya tersebut sudah mulai luntur khususnya di area perkotaan karena karakter banyak dipengaruhi oleh masuknya budaya luar maupun ajaran agama yang kontra dengan aktifitas budaya masyarakat sehingga nilai budaya dan agama mulai luntur dan membentuk karakter masyarakat yang acuh, hedonis dan angkuh.
b. Adanya 3 (tiga) perusahaan besar di Kulonprogo baik perusahaan skala nasional maupun perusahaan yang didirikan oleh investor asing mampu menampung karyawan lebih dari 200 orang tentunya dapat menghidupkan sektor perekonomian masyarakat bawah, namun ada pula perusahaan-perusahaan yang tidak dapat bertahan karena dampak dari pandemi covid 19 dan meninggalkan permasalahan antara perusahaan dengan karyawan terkait pembayaran gaji dan pesangon, akan tetapi secara umum tidak terdapat aksi-aksi dari para buruh yang mengakibatkan lumpuhnya ekonomi di wilayah Kab. Kulonprogo.
c. narkoba, perkelahian, pencurian, tindak asusial diluar nikah dll, yang bertentangan dengan karakter masyarakat Kulonprogo.
d. Masyarakat Kulonprogo yang memiliki kultur budaya kuat dan memiliki jiwa sosial, kesetiakawanan dan kebersamaan merupakan kunci utama dalam setiap pemecahan masalah yang terjadi baik ditingkat Rt, Rw, Pedukuhan, Kapanewon dst, melalui pelibatan tokoh-tokoh di tingkat wilayahnya masing-masing seperti tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dsb.
e. Diskriminasi terhadap minoritas maupun tindak pidana yang berbau SARA di wilayah Kulonprogo hingga saat ini belum pernah terjadi. Namun, potensi tersebut akan tetap khususnya saat mendekati tahun - tahun politik karena adanya maneuver politik dari pendukung calon maupun parpol yang melakukan upaya merebut simpati masyarakat untuk pemenangan dalam Pemilu 2024.