Kapolres Bantul: Kami Akan Tindak Tegas Pelaku Kejahatan Jalanan
7 Jun 2024 12:35
Aksi kejahatan jalanan di Bantul kembali memakan korban. Kali ini, seorang pelajar yang bekerja paruh waktu menjadi driver ojek online (ojol) berinisial TS (17) yang menjadi korban.
Peristiwa ini terjadi Minggu (2/6/2024) sekitar 03.00 WIB. Kejadian berawal saat korban dan temannya sedang mengantar pesanan makanan online dari titik pengambilan di Sewon, Bantul menuju Pajangan, Bantul.
Sesampainya di Jalan Pemuda, Teruman dari arah berlawanan korban dan saksi berpapasan dengan rombongan 7 sepeda motor. Rombongan ini berbalik arah mengejar korban dan saksi. Lalu salah satu rombongan membacok korban.
Pada bahu kanan korban, tertancap sebuah celurit dan harus dirawat ke rumah sakit di RS PKU Bantul hingga akhirnya dirujuk ke RSUP Sardjito.
Hingga saat ini, polisi masih memburu rombongan pelaku. Tentunya dengan mengumpulkan sejumlah bukti yang terdapat di sekitar TKP. Termasuk rekaman CCTV yang berada di lokasi pembacokan maupun pelarian korban.
Hingga saat ini, Polisi masih mencari keberadaan pelaku dan mengumpulkan bukti.
Sebelumnya, sebanyak tiga remaja berhasil diamankan warga usai terlibat aksi kejar-kejaran dengan kelompok remaja lain. Ketiganya diamankan usai sepeda motor yang mereka kendarai tiba-tiba jatuh di jalan Bugisan, Bantul.
Peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu (1/5/2024) malam sekira pukul 21.00 WIB bertempat di Jalan Bugisan Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Di mana ada 3 orang yang diamankan.
Penyebab jatuhnya tiga remaja ini karena pada saat dikejar tersebut di depannya ada motor kemudian oleh joki yaitu RAS direm mendadak dan terjatuh.
Atas kejadian tersebut ketiga orang diamankan oleh warga dan diserahkan ke Polsek Kasihan untuk dimintai keterangan.
Sebuah peritiwa tawuran antar warga sebelumnya juga terjadi di Bantul. Ratusan warga terlibat tawuran di Jembatan Kali Code, Pedukuhan Jejeran II, Wonokromo, Pleret, Bantul, Minggu (2/6/2024) sekitar 01.00 WIB.
Usai mendapat laporan, polisi langsung menuju lokasi tawuran. Kejadian ini berhasil dihentikan sebelum semakin meluas. Upaya pembubaran massa juga dengan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan.
Pada pukul 02.15 WIB tawuran antara kedua belah pihak berhasil diredam dan situasi aman terkendali. Pada pukul 04.00 WIB kedua kelompok membubarkan diri.
Sejumlah warga dari kedua kelompok mengalami luka. Baik akibat pukulan, lemparan batu dan kayu. Namun belum ada data jumlah korban dari kedua kelompok ini.
Untuk penyebab terjadinya tawuran masih didalami pihak kepolisian, karena kedua belah pihak mempunyai versi sendiri. Hingga saat ini Polsek Pleret telah memeriksa 3 orang saksi.
Sebelumnya, juga terjadi peristiwa penyerangan oleh gerombolan berseragam ke SMP Negeri (SMPN) 1 Kasihan, Bantul. Insiden itu terjadi Kamis (30/5/2024) pukul 12.15 WIB. Gerombolan tersebut juga mengeroyok seorang satpam sekolah tersebut yang mencoba membubarkan kerumunan.
Seorang Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) berinisal AAA, 15, warga Sleman telah ditetapkan sebagai tersangka.
Remaja putus sekolah tersebut mengakui telah ikut melakukan tindakan kekerasan terhadap korban dengan cara menyabet gesper ke bagian tubuh korban.
Sebanyak sembilan orang saksi juga telah diperiksa terkait kejadian tersebut. Dua saksi diantaranya yaitu Wahyu Dito Ananda Putra (21) yang merupakan satpam SMP Negeri 1 Kasihan yang menjadi korban dan seorang guru SMP Negeri 1 Kasihan.
Sementara sisanya merupakan saksi dari salah satu sekolah swasta di Kota Jogja yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan tersebut.
Dua orang terduga pelaku lain berinisial L dan G masih dalam pencarian polisi.
Kapolres Bantul, AKBP Michael R Risakotta menegaskan, akan melakukan proses hukum kepada para pelaku kejahatan jalanan, walaupun kebanyakan pelaku masih dibawah umur.
''Walaupun mereka belum bisa ditahan, tapi kami pastikan akan melakukan proses hukum kepada para pelaku,'' tegas Michael, Senin (3/62024).
Menurutnya, harus ada tindakan tegas agar membuat para pelaku jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Selain itu, kata Michael, Polres Bantul juga akan meningkatkan upaya-upaya preventif untuk mencegah kejadian tersebut berulang. Salah satunya dengan meningkatkan patroli, khususnya pada malam hari.
''Kita akan terus melaksanakan patroli skala besar untuk menekan angka kejahatan di wilayah Bantul, terutama aksi kejahatan jalanan,'' kata Jeffry,
Selain itu, Polres Bantul juga menyiagakan Tim Unit Kecil Lengkap (UKL) dibeberapa titik yang dianggap rawan seperti di S4 Dongkelan, S4 Wojo, S4 Madukismo, S4 Tamantirto dan Blok O.
Polres Bantul juga akan mendapatkan tambahan kekuatan personel Bawah Kendali Operasi (BKO) dari Satbrimobda Polda DIY.
Khusus untuk mengantisiapsi kejahatan jalanan yang dilakukan oleh remaja, Satbinmas Polres Bantul juga akan melakukan penyuluhan ke sekaolah-sekolah.
Satbinmas juga akan melakukan razia di sekolah-sekolah untuk mencegah terjadinya tawuran,'' imbuh dia.
Lebih lanjut Michael mengimbau kepada para orang tua murid, agar memperhatikan anaknya ketika sudah pulang sekolah namun belum sampai ke rumah, agar dicari jangan sampai mereka melakukan aksi tawuran yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain, dan dapat merusak masa depan mereka.
'''Kami juga mengajak kepada masyarakat jika melihat banyak pelajar yang berkerumun dan melakukan aksi tawuran, agar menghubungi kepolisian terdekat, bisa juga menghubungi Call Center Kepolisian 110,'' tutupnya.
Peristiwa ini terjadi Minggu (2/6/2024) sekitar 03.00 WIB. Kejadian berawal saat korban dan temannya sedang mengantar pesanan makanan online dari titik pengambilan di Sewon, Bantul menuju Pajangan, Bantul.
Sesampainya di Jalan Pemuda, Teruman dari arah berlawanan korban dan saksi berpapasan dengan rombongan 7 sepeda motor. Rombongan ini berbalik arah mengejar korban dan saksi. Lalu salah satu rombongan membacok korban.
Pada bahu kanan korban, tertancap sebuah celurit dan harus dirawat ke rumah sakit di RS PKU Bantul hingga akhirnya dirujuk ke RSUP Sardjito.
Hingga saat ini, polisi masih memburu rombongan pelaku. Tentunya dengan mengumpulkan sejumlah bukti yang terdapat di sekitar TKP. Termasuk rekaman CCTV yang berada di lokasi pembacokan maupun pelarian korban.
Hingga saat ini, Polisi masih mencari keberadaan pelaku dan mengumpulkan bukti.
Sebelumnya, sebanyak tiga remaja berhasil diamankan warga usai terlibat aksi kejar-kejaran dengan kelompok remaja lain. Ketiganya diamankan usai sepeda motor yang mereka kendarai tiba-tiba jatuh di jalan Bugisan, Bantul.
Peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu (1/5/2024) malam sekira pukul 21.00 WIB bertempat di Jalan Bugisan Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Di mana ada 3 orang yang diamankan.
Penyebab jatuhnya tiga remaja ini karena pada saat dikejar tersebut di depannya ada motor kemudian oleh joki yaitu RAS direm mendadak dan terjatuh.
Atas kejadian tersebut ketiga orang diamankan oleh warga dan diserahkan ke Polsek Kasihan untuk dimintai keterangan.
Sebuah peritiwa tawuran antar warga sebelumnya juga terjadi di Bantul. Ratusan warga terlibat tawuran di Jembatan Kali Code, Pedukuhan Jejeran II, Wonokromo, Pleret, Bantul, Minggu (2/6/2024) sekitar 01.00 WIB.
Usai mendapat laporan, polisi langsung menuju lokasi tawuran. Kejadian ini berhasil dihentikan sebelum semakin meluas. Upaya pembubaran massa juga dengan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan.
Pada pukul 02.15 WIB tawuran antara kedua belah pihak berhasil diredam dan situasi aman terkendali. Pada pukul 04.00 WIB kedua kelompok membubarkan diri.
Sejumlah warga dari kedua kelompok mengalami luka. Baik akibat pukulan, lemparan batu dan kayu. Namun belum ada data jumlah korban dari kedua kelompok ini.
Untuk penyebab terjadinya tawuran masih didalami pihak kepolisian, karena kedua belah pihak mempunyai versi sendiri. Hingga saat ini Polsek Pleret telah memeriksa 3 orang saksi.
Sebelumnya, juga terjadi peristiwa penyerangan oleh gerombolan berseragam ke SMP Negeri (SMPN) 1 Kasihan, Bantul. Insiden itu terjadi Kamis (30/5/2024) pukul 12.15 WIB. Gerombolan tersebut juga mengeroyok seorang satpam sekolah tersebut yang mencoba membubarkan kerumunan.
Seorang Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) berinisal AAA, 15, warga Sleman telah ditetapkan sebagai tersangka.
Remaja putus sekolah tersebut mengakui telah ikut melakukan tindakan kekerasan terhadap korban dengan cara menyabet gesper ke bagian tubuh korban.
Sebanyak sembilan orang saksi juga telah diperiksa terkait kejadian tersebut. Dua saksi diantaranya yaitu Wahyu Dito Ananda Putra (21) yang merupakan satpam SMP Negeri 1 Kasihan yang menjadi korban dan seorang guru SMP Negeri 1 Kasihan.
Sementara sisanya merupakan saksi dari salah satu sekolah swasta di Kota Jogja yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan tersebut.
Dua orang terduga pelaku lain berinisial L dan G masih dalam pencarian polisi.
Kapolres Bantul, AKBP Michael R Risakotta menegaskan, akan melakukan proses hukum kepada para pelaku kejahatan jalanan, walaupun kebanyakan pelaku masih dibawah umur.
''Walaupun mereka belum bisa ditahan, tapi kami pastikan akan melakukan proses hukum kepada para pelaku,'' tegas Michael, Senin (3/62024).
Menurutnya, harus ada tindakan tegas agar membuat para pelaku jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Selain itu, kata Michael, Polres Bantul juga akan meningkatkan upaya-upaya preventif untuk mencegah kejadian tersebut berulang. Salah satunya dengan meningkatkan patroli, khususnya pada malam hari.
''Kita akan terus melaksanakan patroli skala besar untuk menekan angka kejahatan di wilayah Bantul, terutama aksi kejahatan jalanan,'' kata Jeffry,
Selain itu, Polres Bantul juga menyiagakan Tim Unit Kecil Lengkap (UKL) dibeberapa titik yang dianggap rawan seperti di S4 Dongkelan, S4 Wojo, S4 Madukismo, S4 Tamantirto dan Blok O.
Polres Bantul juga akan mendapatkan tambahan kekuatan personel Bawah Kendali Operasi (BKO) dari Satbrimobda Polda DIY.
Khusus untuk mengantisiapsi kejahatan jalanan yang dilakukan oleh remaja, Satbinmas Polres Bantul juga akan melakukan penyuluhan ke sekaolah-sekolah.
Satbinmas juga akan melakukan razia di sekolah-sekolah untuk mencegah terjadinya tawuran,'' imbuh dia.
Lebih lanjut Michael mengimbau kepada para orang tua murid, agar memperhatikan anaknya ketika sudah pulang sekolah namun belum sampai ke rumah, agar dicari jangan sampai mereka melakukan aksi tawuran yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain, dan dapat merusak masa depan mereka.
'''Kami juga mengajak kepada masyarakat jika melihat banyak pelajar yang berkerumun dan melakukan aksi tawuran, agar menghubungi kepolisian terdekat, bisa juga menghubungi Call Center Kepolisian 110,'' tutupnya.
Tribrata News Terkait
Jangan lupa baca juga berita-berita online terkait di bawah ini