Kapolsek Pengasih Hadiri Lokakarya Mini Lintas Sektoral Bahas Pencegahan DBD
7 May 2024 14:04
jogja.tribratanews.com -Humas, Kapolsek Pengasih, AKP Joko Nugroho, S.H., menghadiri rapat Lokakarya Mini Lintas Sektoral Kapanewon Pengasih dengan fokus pembahasan pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD). Kegiatan ini diadakan di Rumah Makan Serang River View, Sendangsari, Pengasih pada Selasa (07/05/2024).
Lokakarya ini merupakan kegiatan Tribulan II yang diselenggarakan oleh UPT Puskesmas Pengasih II. Peserta yang hadir antara lain Panewu Pengasih diwakili Panewu Anom Ernawati Handayani, S.Sos., M.A., Kapolsek Pengasih AKP Joko Nugroho, S.H., Danramil Pengasih diwakili Peltu Agus S., Kepala KUA Pengasih Yusma Alam Rangga, S.H.I., M.H.I., Kepala Puskesmas Pengasih II dr. Salamah Sri Nurhayati, Kawat Sosial Pengasih Hartono, S.E., perangkat kalurahan wilayah selatan Pengasih, perwakilan dari SD, SMP, SMA, Bhabinkamtibmas dan Babinsa wilayah selatan Pengasih, kader kesehatan, serta ibu-ibu PKK.
Dalam pengarahan yang disampaikan oleh Panewu Anom Ernawati Handayani, S.Sos., M.A., beliau menyatakan pentingnya lokakarya ini untuk meningkatkan koordinasi dalam pencegahan DBD. "Selama ini sudah digalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk pencegahan dan pengendalian DBD. Dengan diadakannya lokakarya ini, diharapkan agar DBD tidak mewabah di wilayah Pengasih," kata Ernawati Handayani.
Sementara itu, dr. Salamah Sri Nurhayati dari Puskesmas Pengasih II memaparkan materi mengenai DBD. Menurutnya, dalam empat bulan terakhir terjadi peningkatan kasus DBD, terutama di Karangsari. "Penyebab DBD adalah virus Dengue dengan serotip Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus betina, yang biasanya menggigit pada waktu siang hari, terutama pagi dan sore hari. Gejala DBD meliputi demam mendadak selama 2 hingga 7 hari tanpa penyebab jelas, lemah, lesu, gelisah, nyeri ulu hati, bintik merah, perdarahan, dan kesadaran menurun," terang dr. Salamah.
Dr. Salamah juga menambahkan bahwa bahaya utama dari DBD adalah ketika terjadi kebocoran plasma sel yang dapat menyebabkan shock dan berpotensi berujung pada kematian. "Klasifikasi DBD terdiri dari demam dengue dan demam berdarah dengue. Penyakit lain yang mirip DBD antara lain tipes, campak, influenza, hepatitis, chikungunya, leptospira, malaria, zika, ITP, dan leukemia. DBD hanya bisa diatasi secara bersama-sama oleh masyarakat," pungkasnya.
Kapolsek Pengasih AKP Joko Nugroho, S.H. juga memberikan pesan penting tentang perlunya sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam pencegahan DBD. "Kerjasama antara berbagai elemen masyarakat sangat penting untuk memastikan lingkungan kita bebas dari sarang nyamuk dan risiko penyebaran DBD dapat diminimalkan," ujar AKP Joko Nugroho.
Lokakarya ini merupakan kegiatan Tribulan II yang diselenggarakan oleh UPT Puskesmas Pengasih II. Peserta yang hadir antara lain Panewu Pengasih diwakili Panewu Anom Ernawati Handayani, S.Sos., M.A., Kapolsek Pengasih AKP Joko Nugroho, S.H., Danramil Pengasih diwakili Peltu Agus S., Kepala KUA Pengasih Yusma Alam Rangga, S.H.I., M.H.I., Kepala Puskesmas Pengasih II dr. Salamah Sri Nurhayati, Kawat Sosial Pengasih Hartono, S.E., perangkat kalurahan wilayah selatan Pengasih, perwakilan dari SD, SMP, SMA, Bhabinkamtibmas dan Babinsa wilayah selatan Pengasih, kader kesehatan, serta ibu-ibu PKK.
Dalam pengarahan yang disampaikan oleh Panewu Anom Ernawati Handayani, S.Sos., M.A., beliau menyatakan pentingnya lokakarya ini untuk meningkatkan koordinasi dalam pencegahan DBD. "Selama ini sudah digalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk pencegahan dan pengendalian DBD. Dengan diadakannya lokakarya ini, diharapkan agar DBD tidak mewabah di wilayah Pengasih," kata Ernawati Handayani.
Sementara itu, dr. Salamah Sri Nurhayati dari Puskesmas Pengasih II memaparkan materi mengenai DBD. Menurutnya, dalam empat bulan terakhir terjadi peningkatan kasus DBD, terutama di Karangsari. "Penyebab DBD adalah virus Dengue dengan serotip Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus betina, yang biasanya menggigit pada waktu siang hari, terutama pagi dan sore hari. Gejala DBD meliputi demam mendadak selama 2 hingga 7 hari tanpa penyebab jelas, lemah, lesu, gelisah, nyeri ulu hati, bintik merah, perdarahan, dan kesadaran menurun," terang dr. Salamah.
Dr. Salamah juga menambahkan bahwa bahaya utama dari DBD adalah ketika terjadi kebocoran plasma sel yang dapat menyebabkan shock dan berpotensi berujung pada kematian. "Klasifikasi DBD terdiri dari demam dengue dan demam berdarah dengue. Penyakit lain yang mirip DBD antara lain tipes, campak, influenza, hepatitis, chikungunya, leptospira, malaria, zika, ITP, dan leukemia. DBD hanya bisa diatasi secara bersama-sama oleh masyarakat," pungkasnya.
Kapolsek Pengasih AKP Joko Nugroho, S.H. juga memberikan pesan penting tentang perlunya sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam pencegahan DBD. "Kerjasama antara berbagai elemen masyarakat sangat penting untuk memastikan lingkungan kita bebas dari sarang nyamuk dan risiko penyebaran DBD dapat diminimalkan," ujar AKP Joko Nugroho.
Lokakarya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan koordinasi dalam upaya pencegahan DBD di wilayah Pengasih, serta menjadi momentum untuk menguatkan gotong royong dalam menjaga kesehatan lingkungan.
Ilham
Tribrata News Terkait
Jangan lupa baca juga berita-berita online terkait di bawah ini