jogja.tribratanews.com -Humas, Polres Gunungkidul menggelar simulasi pengamanan kota (Sispamkota) sebagai persiapan menghadapi Pilkada serentak 2024, pada Kamis, 23 Agustus 2024.

Simulasi ini melibatkan sekitar 450 personel yang bertugas untuk mengantisipasi potensi kerusuhan yang mungkin timbul selama proses pemilihan.

Dalam skenario yang diperagakan, massa pendukung salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Gunungkidul menghadang kendaraan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang membawa surat suara, meskipun sudah dikawal oleh petugas kepolisian.

Tindakan massa tersebut berujung pada penangkapan salah satu pendukung, yang kemudian memicu aksi protes dari kelompok lainnya. Massa yang marah menuntut pembebasan rekan mereka, yang berujung pada tindakan anarkis.

Untuk mengatasi situasi, Polres Gunungkidul mengerahkan berbagai unit, termasuk tim negosiator, Pleton Dalmas awal, Dalmas lanjut, dan Tim PHH (Pengendalian Huru-Hara) gabungan dari personel Polres dan Satbrimobda Polda DIY. Dalam peragaan tersebut, Tim Elang dan Tim Volcano dikerahkan untuk meredam aksi massa yang semakin brutal.

Dalam simulasi, massa melakukan pembakaran ban dan mencoba menciderai petugas dengan menyerang mereka menggunakan kayu dan batu. Meskipun negosiasi telah dilakukan, massa tetap melakukan perlawanan dan memprotes hasil Pilkada yang mereka anggap curang dan tidak transparan.

Kapolres Gunungkidul, AKBP Ary Murtini, S.I.K., M.Si., menyatakan bahwa simulasi ini merupakan bagian dari upaya Polres untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai kemungkinan selama Pilkada.

"Peragaan pengendalian massa hari ini merupakan bagian dari persiapan Polres Gunungkidul dalam menghadapi Pilkada serentak 2024. Setiap perkembangan yang timbul selama Pilkada harus segera kami evaluasi, sehingga tidak sampai menimbulkan aksi massa anarkis maupun kerusuhan yang meluas," ujar Kapolres.