Kajian Kebangsaan bersama Gus Muwafiq
4 Apr 2023 21:53
Kegiatan Safari Ramadan dan Kajian Kebangsaan digelar di Masjid Baitun Nikmah Polres Bantul, Selasa (4/4/2023).
Safari Ramadan dan Kajian Kebangsaan yang digelar bersama KH. Ahmad Muwafiq S.Ag (Gus Muwafiq) ini juga dihadiri oleh Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan beserta PJU Polda DIY.
Hadir pula Kapolres Bantul AKBP Ihsan SIK beserta PJU Polres Bantul dan Kapolsek jajaran, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Dandim 0729/Bantul Letkol Inf. Arif Hermad, Ketua DPRD Bantul Hanung Raharjo S.T, tokoh agama, elemen mahasiswa dari BEM Pesantren dan anggota Polres Bantul.
Dalam Kajian Kebangsaan yang disampaikan oleh K.H. Ahmad Muwafiq S.Ag, ia menyebut, untuk sampai ke derajat taqwa, puasa diperlukan sebagai sarana pelatihan diri. Dijelaskan, puasa bukanlah pelajaran baru, puasa adalah pelajaran kuno yang tidak hanya dijalankan oleh orang Islam, namun agama lain pun juga ada yang menjalankannya.
Gus Muwafiq menyebut, tokoh-tokoh besar lahir dari puasa. Seperti halnya, dikisahkan dari Nabi Idris bahwa dalam perjuangannya selalu mendapat penolakan umatnya.
"Dalam menjalankan ibadah Puasa, semua Nabi itu puasa, Kyai pun sama mereka puasa, jadi puasa ini memang pelajaran yang tak tergantikan, apalagi orang Jawa, orang Jawa sudah terkenal dengan puasa mutih," kata Gus Muwafiq.
Terlepas dari puasa itu semua, lanjutnya, berpuasa bertujuan agar semuanya menjadi orang yang bertaqwa. Taqwa adalah kepercayaan kepada Allah, mempercayai dan rasa takut kepada Allah.
Sementara itu, Gus Muwafiq menyebut, berkaitan dengan wawasan kebangsaan dalam perspektif agama yang pertama adalah Ukhuwah Islamiyah Wathoniyah Basyariyah, yang artinya persaudaraan antar warga negara atau sesama bangsa. Sedangkan, yang kedua Hubbul Wathon Minal Iman artinya cinta tanah air adalah bagian dari iman.
Selanjutnya yang ketiga sesuai dengan Al-Quran surat Al-hujurat ayat 13 yang artinya "Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal".
"Di Indonesia kita terdiri dari berbagai suku bangsa namun kita mampu hidup bersatu dan berdampingan satu sama lain sesuai dengan Pancasila yaitu persatuan Indonesia," tandasnya.
Safari Ramadan dan Kajian Kebangsaan yang digelar bersama KH. Ahmad Muwafiq S.Ag (Gus Muwafiq) ini juga dihadiri oleh Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan beserta PJU Polda DIY.
Hadir pula Kapolres Bantul AKBP Ihsan SIK beserta PJU Polres Bantul dan Kapolsek jajaran, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Dandim 0729/Bantul Letkol Inf. Arif Hermad, Ketua DPRD Bantul Hanung Raharjo S.T, tokoh agama, elemen mahasiswa dari BEM Pesantren dan anggota Polres Bantul.
Dalam Kajian Kebangsaan yang disampaikan oleh K.H. Ahmad Muwafiq S.Ag, ia menyebut, untuk sampai ke derajat taqwa, puasa diperlukan sebagai sarana pelatihan diri. Dijelaskan, puasa bukanlah pelajaran baru, puasa adalah pelajaran kuno yang tidak hanya dijalankan oleh orang Islam, namun agama lain pun juga ada yang menjalankannya.
Gus Muwafiq menyebut, tokoh-tokoh besar lahir dari puasa. Seperti halnya, dikisahkan dari Nabi Idris bahwa dalam perjuangannya selalu mendapat penolakan umatnya.
"Dalam menjalankan ibadah Puasa, semua Nabi itu puasa, Kyai pun sama mereka puasa, jadi puasa ini memang pelajaran yang tak tergantikan, apalagi orang Jawa, orang Jawa sudah terkenal dengan puasa mutih," kata Gus Muwafiq.
Terlepas dari puasa itu semua, lanjutnya, berpuasa bertujuan agar semuanya menjadi orang yang bertaqwa. Taqwa adalah kepercayaan kepada Allah, mempercayai dan rasa takut kepada Allah.
Sementara itu, Gus Muwafiq menyebut, berkaitan dengan wawasan kebangsaan dalam perspektif agama yang pertama adalah Ukhuwah Islamiyah Wathoniyah Basyariyah, yang artinya persaudaraan antar warga negara atau sesama bangsa. Sedangkan, yang kedua Hubbul Wathon Minal Iman artinya cinta tanah air adalah bagian dari iman.
Selanjutnya yang ketiga sesuai dengan Al-Quran surat Al-hujurat ayat 13 yang artinya "Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal".
"Di Indonesia kita terdiri dari berbagai suku bangsa namun kita mampu hidup bersatu dan berdampingan satu sama lain sesuai dengan Pancasila yaitu persatuan Indonesia," tandasnya.
Rendra
Tribrata News Terkait
Jangan lupa baca juga berita-berita online terkait di bawah ini