FGD Biddokkes Polda DIY, Penguatan Peran Klinik Pratama dalam Penanganan Stunting
11 Jul 2023 11:10
Dalam rangka pengentasan stunting, Polda DIY melalui Bidang Kedokteran dan Kesehatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Penguatan Peran Klinik Pratama Polri Dalam Pencegahan Stunting", Selasa 11 Juli 2023.
FGD yang dilaksanakan di Merapi Merbabu Hotel, Seturan ini menghadirkan narasumber lintas instansi. Dari BKKBN DIY, Dinas Kesehatan DIY, dan Kanwil Kemenang DIY.
Dibuka oleh Kabid Dokkes Polda DIY, Kombes Pol drg. Agustini Purwaningsih, Sp.Perio., M.M., FGD ini diikuti oleh perwakilan setiap satuan kerja Polda DIY, Personel Dokkes, Satbinmas Jajaran, Perwakilan Dinkes, dan Jajaran Kemenag di DIY.
Dalam pembukaan, Kabid Dokkes menyampaikan, FGD ini merupakan upaya Polri untuk menumbuhkan komitmen dan mempersatukan kekuatan Polri dan Instansi Pemerintah untuk mempercepat penanggulangan stunting di DIY.
"FGD ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara Kedokteran Polri dengan Kemenkes, BKKBN dan KUA, serta dapat menambah pengetahuan pemahaman hal-hal terkait penanggulangan stunting melalui peran maksimal dari seluruh elemen Pemerintahan DIY," terang Kabid Dokkes.
Kepala Bidang Urusan Agama Kanwil Kemenag DIY Drs. Jauhar Mustofa, M.Si. bersepakat dengan Kabid Dokkes Polda DIY.
"Stunting ini akar masalahnya sangat komperhensif, sehingga membutuhkan penanganan yang sifatnya kolaboratif, tidak hanya melalui Kedokteran Polri saja tapi dari Kemenag, BKKBN, KUA, dan pihak keluarga juga harus berperan untuk menekan jumlah bayi terjangkit stunting ini," terangnya.
Drs. Jauhar juga menyinggung faktor pernikahan dini dan kehamilan tidak diharapkan juga mempengaruhi. Dirinya juga mengajak semua pihak untuk benar-benar menyadari, bahwa permasalahan stunting ini akan berpengaruh pada kualitas SDM Indonesia ke depan.
Sementara, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes DIY, Endang Pamungkasiwi, SKM., M.Kes. menjelaskan bahwa penyebab lain stunting adalah banyaknya remaja putri yang mengalami animea/kurang darah. Menangani hal ini Dinkes sendiri telah mengupayakan pencegahan stunting dengan memberikan suplai kesehatan kepada calon ibu/remaja putri.
FGD yang dilaksanakan di Merapi Merbabu Hotel, Seturan ini menghadirkan narasumber lintas instansi. Dari BKKBN DIY, Dinas Kesehatan DIY, dan Kanwil Kemenang DIY.
Dibuka oleh Kabid Dokkes Polda DIY, Kombes Pol drg. Agustini Purwaningsih, Sp.Perio., M.M., FGD ini diikuti oleh perwakilan setiap satuan kerja Polda DIY, Personel Dokkes, Satbinmas Jajaran, Perwakilan Dinkes, dan Jajaran Kemenag di DIY.
Dalam pembukaan, Kabid Dokkes menyampaikan, FGD ini merupakan upaya Polri untuk menumbuhkan komitmen dan mempersatukan kekuatan Polri dan Instansi Pemerintah untuk mempercepat penanggulangan stunting di DIY.
"FGD ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara Kedokteran Polri dengan Kemenkes, BKKBN dan KUA, serta dapat menambah pengetahuan pemahaman hal-hal terkait penanggulangan stunting melalui peran maksimal dari seluruh elemen Pemerintahan DIY," terang Kabid Dokkes.
Kepala Bidang Urusan Agama Kanwil Kemenag DIY Drs. Jauhar Mustofa, M.Si. bersepakat dengan Kabid Dokkes Polda DIY.
"Stunting ini akar masalahnya sangat komperhensif, sehingga membutuhkan penanganan yang sifatnya kolaboratif, tidak hanya melalui Kedokteran Polri saja tapi dari Kemenag, BKKBN, KUA, dan pihak keluarga juga harus berperan untuk menekan jumlah bayi terjangkit stunting ini," terangnya.
Drs. Jauhar juga menyinggung faktor pernikahan dini dan kehamilan tidak diharapkan juga mempengaruhi. Dirinya juga mengajak semua pihak untuk benar-benar menyadari, bahwa permasalahan stunting ini akan berpengaruh pada kualitas SDM Indonesia ke depan.
Sementara, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes DIY, Endang Pamungkasiwi, SKM., M.Kes. menjelaskan bahwa penyebab lain stunting adalah banyaknya remaja putri yang mengalami animea/kurang darah. Menangani hal ini Dinkes sendiri telah mengupayakan pencegahan stunting dengan memberikan suplai kesehatan kepada calon ibu/remaja putri.
"Pemerintah melakukan penanggulangan sejak dini dengan memberikan atau menambahakan TTD (Tablet Tambah Darah) kepada remaja putri di Yogyakarta sebanyak 86 tablet selama satu tahun untuk satu remaja," terang Kabid Kesmas Dinkes DIY.
Sedangkan Ketua Pokja Bina Ketahanan Remaja BKKBN DIY dr. Aris Nugraha, menyampaikan langkah nyata yang dilakukan Polri dalam penanganan stunting ini sangat bagus.
"Dengan adanya Polri melalui Biddokkes, kami BKKBN meresa terbantu dan tersupport dalam pendataan dan penyuluhan kepada masyarakat sehingga peningkatan pencegahan stunting di DIY dapat mudah dilakukan," terang dr. Aris.
dr. Aris juga menyampaikan terima kasih, Polri telah menggandeng BKKBN dalam penanganan stunting ini.
Keempat narasumber bersepakat, bahwa langkah yang telah dilakukan Polri dalam penanganan dan penanggulangan stunting sudah sangat tepat. Terlebih dengan pelibatan banyak pemangku kepentingan.
Sedangkan Ketua Pokja Bina Ketahanan Remaja BKKBN DIY dr. Aris Nugraha, menyampaikan langkah nyata yang dilakukan Polri dalam penanganan stunting ini sangat bagus.
"Dengan adanya Polri melalui Biddokkes, kami BKKBN meresa terbantu dan tersupport dalam pendataan dan penyuluhan kepada masyarakat sehingga peningkatan pencegahan stunting di DIY dapat mudah dilakukan," terang dr. Aris.
dr. Aris juga menyampaikan terima kasih, Polri telah menggandeng BKKBN dalam penanganan stunting ini.
Keempat narasumber bersepakat, bahwa langkah yang telah dilakukan Polri dalam penanganan dan penanggulangan stunting sudah sangat tepat. Terlebih dengan pelibatan banyak pemangku kepentingan.
Nurhidayat
Tribrata News Terkait
Jangan lupa baca juga berita-berita online terkait di bawah ini